Pages

Tuesday, November 10, 2009

Gundah



Mentari telah berdiri di gerbang akhir
Seolah melambaikan tangannhya dengan lembut
Namun ada secercah mendung menggantung
Bukan di gerbang itu,...
Bukan juga di sudut-sudut ruangan yang telah disinarinya,...
Namun, kali ini mendung itu membutakan hatiku...

Mengapa begitu besar ego ini tersimpan?
Mengapa begitu berat bibir ini menundanya?
Mengapa begitu keras hati ini melembut?
Ya, ada ribuan "Mengapa" yang tertinggal,
Menggantung menjadi mendung yang menyuramkan hati...

Ingin hati ini teriak kembali,...
Namun, tangisan takkan mengembalikan semua yang tlah terjadi
Sebelah kakiku di bukit pengharapan yang indah
Tapi, yang sebelah menjejak di gurun penantian
Setelah semua kata terucap
Setelah semua laku terukir
Masih bisakah ku putar waktu kembali?

Di sudut kota ini ku terpaku,...
Memandang jauh ke samudera yang tak berujung
Sampai tak kuliat lagi ekor mentari
Dan semuanya tinggal kegelapan yang menyelimuti
Membungkus kegalauan yang menerpa dirku...

Kutau kata-kata takkan merubah semuanya lagi,...
Kusadar pertandingan tlah usai dan bukan aku yang di atas podium
Namun, takkan kuhabiskan malam ini dengan penyesalan
Tlah ku teriakkan gundahku di pinggir pantai ini
Biarlah ia terbang terbawa angin malam
Dan tenggelam dalam samudera tak berujung,...
Sebab, ku tahu pasti,...
Segelap apapun malam yang kan kulalui sebentar lagi,...
Pasti kan hadir secercah sinar Mentari Pagi
Menghangatkan diriku dalam selimut kasihnya....

2 comments:

Token Dan Emblem Ninja Saga said...

gak jelas tulisanny mas

Glowing Excellent said...

@ Token: Gak jelas gimana? Tuh kan dah pake bahasa Indonesia yg baik & benar!!! hehehehehe....(^_^)