Pages

Friday, December 18, 2009

Potret Buram

Suatu ketika ada seorang ibu yang sangat berduka karena anak satu-satunya
mati.
Sembari membawa jenasah anaknya, wanita ini menghadap Sang Guru untuk
meminta mantra atau ramuan sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya.
Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam
kesedihan yang sangat mendalam,
bahkan sesekali ia meratap histeris.
Alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau penjelasan yang dirasa masuk
akal, Sang Guru berujar:
“Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir biji
lada.”
“Itu saja syaratnya?” tanya wanita itu dengan keheranan.
“Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang anggota penghuninya
belum pernah ada yang mati.”
Dengan “semangat menyala″, wanita itu langsung beranjak dari tempat itu,
hatinya sangat entusias,
“Guru ini memang sakti dan baik sekali, dia akan menghidupkan anakku!”
Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya: “Tolonglah
saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda
memberikannya?”
“Oh, boleh saja,” jawab tuan rumah.
“Anda baik sekali Tuan, tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada
yang mati?”
“Oh, ada, paman kami meninggal tahun lalu.”
Wanita itu segera berpamitan karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang
tepat untuk meminta biji lada yang dibutuhkannya.
Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni rumah dengan senang hati
bersedia memberikan biji lada untuknya,
tetapi ternyata tak satu pun rumah yang terhindar dari peristiwa kematian
sanak saudaranya.
“Ayah kami barusan wafat…,”
“Kakek kami sudah meninggal…,”
“Ipar kami tewas dalam kecelakaan minggu lalu…,”
dan sebagainya.
Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun yang
memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat dalam
mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa
dia tidak sendirian dalam penderitaan ini; tak seorang pun yang terlepas
dari penderitaan.
Pada penghujung hari, wanita ini kembali menghadap Sang Guru dalam keadaan
batin yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia mengucap lirih,
“Guru, saya akan menguburkan anak saya.”
Sang Guru hanya mengangguk seraya tersenyum lembut.
Mungkin saja Sang Guru bisa mengerahkan kesaktian dan menghidupkan kembali
anak yang telah mati itu, tetapi kalau pun bisa demikian, apa hikmahnya?
Bukankah anak tersebut suatu hari akan mati lagi juga?
Alih-alih berbuat demikian Sang Guru membuat wanita yang tengah berduka itu
mengalami pembelajaran langsung dan menyadari suatu kenyataan hidup yang tak
terelakkan bagi siapa pun: siapa yang tak mati?
Penghiburan sementara belaka bukanlah solusi sejati terhadap peristiwa
dukacita mendalam seperti dalam cerita di atas.

Penderitaan hanya benar-benar bisa diatasi dengan pengertian yang benar akan
dua hal:
(1) kenyataan hidup sebagaimana adanya, bukan sebagaimana maunya kita, dan
(2) bahwasanya pada dasarnya penderitaan dan kebahagiaan adalah sesuatu yang
bersumber dari dalam diri kita sendiri....

Friday, November 13, 2009

Love, Chance & Life



Well, cerita ini adalah sebuah kisah nyata. Gak penting kamu tahu apakah cerita ini terjadi pada hidupku atau tidak. And beberapa nama2 dalam email ini telah aku samarkan, untuk menjaga privasi orang-orang yang ada di dalamnya.... Tapi, 1 hal yang penting adalah bahwa kamu bisa belajar hal yang berharga dari kisah dalam email ini.

Menurut kamu, apa itu CINTA?



Apakah kamu percaya LOVE AT THE FIRST SIGHT?



Apakah FIRST LOVE itu benar-benar gakkan hilang?



Apakah kamu yakin FIRST LOVE itu gakkan tergantikan?




Apapun namanya itu, tapi hargailah kesempatan yang diberikan oleh cinta kepadamu! Mungkin benar kamu dulu pernah punya FIRST LOVE. N mungkin juga benar kalau siapapun yang datang dalam hidupmu setelahnya, gakkan pernah menghapus kenangan FIRST LOVE-mu.

Namun, bila sekarang engkau telah bersama seseorang yang bukan FIRST LOVE-mu, pastikan engkau menghargai kesempatan yang diberikan cinta kepadamu. Karena mungkin saja pasanganmu sekarang adalah LAST LOVE bagi kamu!!!!


Baca baik2 kisah nyata dalam email ini:.....

(Apakah aku memiliki cinta yang tulus seperti ini ?)

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun

menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario

tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan

pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi,

kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya

pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia

pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia

tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak

memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua,

bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di

meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan

obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok

garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main

dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat

pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami.

Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek

sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya,

dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS,

karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU,

seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama

meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah

melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya

bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara,

seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang

ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan

mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia

bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu,

Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang

akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka

yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya

bertemu

dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan

tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada

Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam

sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan

mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung

didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya,

dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat

di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah

kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan

menyapa dengan suara riangnya,

" Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau

makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, " lalu dia terus

mengajak Mario bercerita sambil menyuapi

Mario, tiba2 saja sepiring nasi

itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh

cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah

seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya

membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih

sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan

anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan

masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit

ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami

kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu

komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha

begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan

membawakan

ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku

nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.

Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati

bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang

bergejolak dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta , aku tidak pernah

menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya

keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka

password email Papa nya, dan memanggilku, " Mama, mau lihat surat papa

buat tante Meisha ?"

Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

/Dear Meisha,

Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung

hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada

Rima. Aku mencintai

Rima karena kondisi yang mengharuskan aku

mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.

Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2

mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku

memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku

tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika

konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku

tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku

cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa,

meskipun aku menikahinya.

Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti

ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang

tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti

pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun

tumbuh dengan lebat secara alami.

Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik

orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan

kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa

melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia

inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan

tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu.

Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa

engkau mengerti, you are the only one in my heart.

yours,

Mario/

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru

berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan

menyayangiku.

Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku.

Dia mencintai perempuan lain.

Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku

menulis surat hampir setiap

hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di

lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan

tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor

untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku

tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan

baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku

karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah

semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi

istrinya.

Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang

perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa

dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak

menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada

dia cuma diam dan

mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia.

Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2

tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu.

Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu

mencintainya.

**********

Setahun kemudian…

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah

pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

/" Mario, suamiku….

Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja

dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona

padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku

tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin

memilikimu seutuhnya. Aku sering marah,

ketika kamu asyik bekerja, dan

tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam

dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang

diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu

mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..

Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan

kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor

dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.

Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, " kenapa, Rima ?

Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu

menjadi istriku ?"

Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia

bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah

wanita yang sempurna yang engkau

inginkan.

Istrimu,

Rima"/

Di surat yang lain,

/"………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi

sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak

pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat

cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat

memandang Meisha……"/

Disurat yang kesekian,

/"…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.

Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2

padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi.

Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku

tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar

dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku

selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang

ini? Aku merawatmu jika

engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak

mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu,

dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang

selalu bermasalah……./

/Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap

berusaha dan menantinya…….."/

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya…

dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini…

/"…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang

ke-9.

Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan

memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling

enak sedu nia . Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai

kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali,

dan aku hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba

dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran

dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya

tidak sakit.

Tahukah engkau suamiku,

Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir

9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu

dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………"/

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,

" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat

keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku.

Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti

siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi

aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan,

Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan

dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar,

Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi

bergerak……" Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini

masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat

dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario

mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima

membacanya.

/Dear Meisha,

Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi

marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang

dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan

memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki

dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha.

Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan

mobil mungil untuknya, supaya

dia tidak lagi naik motor kemana-mana.

Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….

/

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk

disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah

terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika

seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

Jakarta, 7 Januari 2009 (dedicated to my friend....may you rest in

peace...)



Tahun ini mungkin biasa bagi sebagian orang, atau mungkin special bagi beberapa orang lain. Tapi 7 Januari 2009 adalah waktu yang tak terlupakan bagiku. Berapapun banyaknya kata2 puisi indah gakkkan mengembalikan semuanya. Berapapun banyaknya uang di dunia gak bisa mengusir kegalauan karena kehilangan orang yang benar-benar tulus mencintai Anda. Dulu, aku berpikir bahwa FIRST LOVE adalah everything! Tapi ketulusan cinta ternyata sanggup memberikan siraman hujan di tengah padang gersang & menumbuhkan benih2 cinta yang suci.
Masalahnya, kadang kita begitu dibutakan oleh LOVE sehingga kita mengabaikan CHANCE yang slalu hadir dalam LIFE!

Tuesday, November 10, 2009

Gundah



Mentari telah berdiri di gerbang akhir
Seolah melambaikan tangannhya dengan lembut
Namun ada secercah mendung menggantung
Bukan di gerbang itu,...
Bukan juga di sudut-sudut ruangan yang telah disinarinya,...
Namun, kali ini mendung itu membutakan hatiku...

Mengapa begitu besar ego ini tersimpan?
Mengapa begitu berat bibir ini menundanya?
Mengapa begitu keras hati ini melembut?
Ya, ada ribuan "Mengapa" yang tertinggal,
Menggantung menjadi mendung yang menyuramkan hati...

Ingin hati ini teriak kembali,...
Namun, tangisan takkan mengembalikan semua yang tlah terjadi
Sebelah kakiku di bukit pengharapan yang indah
Tapi, yang sebelah menjejak di gurun penantian
Setelah semua kata terucap
Setelah semua laku terukir
Masih bisakah ku putar waktu kembali?

Di sudut kota ini ku terpaku,...
Memandang jauh ke samudera yang tak berujung
Sampai tak kuliat lagi ekor mentari
Dan semuanya tinggal kegelapan yang menyelimuti
Membungkus kegalauan yang menerpa dirku...

Kutau kata-kata takkan merubah semuanya lagi,...
Kusadar pertandingan tlah usai dan bukan aku yang di atas podium
Namun, takkan kuhabiskan malam ini dengan penyesalan
Tlah ku teriakkan gundahku di pinggir pantai ini
Biarlah ia terbang terbawa angin malam
Dan tenggelam dalam samudera tak berujung,...
Sebab, ku tahu pasti,...
Segelap apapun malam yang kan kulalui sebentar lagi,...
Pasti kan hadir secercah sinar Mentari Pagi
Menghangatkan diriku dalam selimut kasihnya....

Wednesday, November 4, 2009

Life is a beautiful gift sent down from heaven
Ultimate Project Ever, Nothing can ever compare
From The same Love we all come from
To dance in the magnificent creation set for us
But with our own hands we resist Love
Wasting life by satisfying our thirst
Quest for comfort around the globe
Thrones, Lovers, Gold just can’t fit in
One thirst to another ends up in the land of nowhere
Even so, Love won’t give up on us
Sooner or later, we all will realize
About an empty room within our heart
That can only be filled with Love

Life is truly a precious gift from Love
And if you feel the opposite,
Just know that the world has blinded you
To keep you from opening your gift
To keep you from celebrating joyfully…
Love gives you life, but world gives illusion
No matter how exciting it is, it’s only illusion
That leads to despair & loneliness
Just remember one thing…..
Love will always be here just for you
Whenever you need Love that’s real
Cause Love won’t let you thirsty no more



Hidup adalah hadiah terindah dari Surga
Maha karya terakhir yang tiada bandingnya
Dari Kasih yang sama, kita semua berasal
Untuk menari dalam ciptaan luar biasa yang disiapkan bagi kita
Namun, dengan tangan kita sendiri, kita menolak Kasih
Membuang waktu hanya tuk memuaskan dahaga
Pencarian rasa nyaman di seluruh dunia
Tahta, Kekasih, & Harta gak bisa mencukupi
Dari dahaga yang satu ke yang lain
Membuatnya berakhir di tanah antah berantah
Meskipun begitu, Kasih gakkan menyerah atas kita
Cepat atau lambat, kita akan m3enyadari
Ada satu ruang hampa dalam hati kita
Yang hanya bisa diisi oleh Kasih

Hidup benar-benar adalah hadiah berharga dari Kasih
Dan bila yang engkau rasakan adalah yang sebaliknya
Ketahuilah bahwa dunia telah membutakan engkau
Agar engkau tidak membuka hadiahmu
Agar engkau tidak merayakannya dengan gembira
Kasih memberikan Hidup, tapi dunia memberikan ilusi
Gak peduli batapa menariknyapun, itu cuma ilusi
Yang kan menuntun pada kemuraman dan kesendirian
Hanya, ingatlah satu hal.....
Kasih akan selalu ada di sini
Bila engkau membutuhkan Kasih yang sejati

Wednesday, October 28, 2009

Abstract Painting

The abstract painting is unique. It doesn’t look beautiful at a glance, it’s even looks a lil weird. Noone is interested, noone pays attention on it. Until an Art Master comes approaching, spending a little time to more look at it and finds an extraordinary value inside it and starts to give opinion. Eversince the opinion is given by the Art Master, the abstract painting begins to be valuable, priceless one. It makes many people struggle with each other to own it by offering the higher price.
You are like the abstract painting. You need a touch of an Art Master to give an opinion in order to make those around you aware how precious you are. A true friend is the Art Master!
A true friend is someone who looks deeper within yourself beyond all your limitation more than others could do & finds the hidden value within you. If you have been just ordinary people, average people, living an ordinary life, and you don’t have a magnetic power to attract others around you, then believe me, you AREN’T visited by an Art Master! In other words, you don’t have a true friend yet! You are a lonely person.
Yes, you have many friends, close friends, but not even one of them is trully a true friend. Most of your friends, they only see the outer appearance of your painting and walk away. They might see the weird colors of your abstract painting that is in the same way they see your minus behaviours & negative characters, and quickly pass you by with or without leaving complaints and critics toward you. It’s totally different with the true friend. A true friend will stand still looking at your abstract painting. Others may think your colors weird, but he feels the opposite in order to find the hidden value of your abstract painting. So a true friend will spend more time in order to know you better, to get involve in all your limitation, in order to raise the hidden possitive value from inside out! Cause a true friend won’t easily give up on you.
Thousands and thousands will come and go in your life. But only a few is capable to make you snigger and cry aloud. And out of these few people, there’s a true friend who will never leave your life. You may easily forget him when you are happy in a party. But a true friend will never forget you when you are in trouble. Eventhough a true friend always be at the final list after others you prior at first refuse to help you, still a true friend won’t close his door for you. A true friend will open wide his arms to embrace you when you are hurt & give his shoulder for your every tears


Lukisan abstrak itu unik. Sekilas gak terlihat indah, bahkan terkesan sedikit aneh. Gak ada yang tertarik bahkan mengubrisnya. Sampai seorang pakar seni datang mendekatinya, meluangkan waktu lebih lama untuk mengamatinya sehingga mendapati estetika yang luar biasa dan mulai memberikan komentarnya. Sejak saat komentar diberikan oleh pakar seni tersebut, maka lukisan abstark itu menjadi bernilai tinggi. Akibatnya orang-orang mulai berlomba-lomba untuk menawarnya dengan nilai yang lebih tinggi.

Anda adalah seperti sebuah lukisan abstrak tersebut. Perlu sentuhan dan komentar seorang pakar seni untuk membuat mereka yang ada di sekitar Anda menyadari betapa berharganya Anda. Seorang sahabat sejati adalah pakar seni tersebut!

Sobat sejati adalah orang yang mampu melihat lebih jauh ke dalam diri Anda melewati segala keterbatasan Anda dari yang sanggup dilihat oleh orang rata-rata & mendapati sebuah potensi alami yang tersembunyi & membuat Anda menyadarinya. Jika selama ini Anda masih hidup biasa-biasa & Anda belum menjadi magnet bagi orang-orang di sekitar Anda, maka percayalah, Anda BELUM didatangi oleh seorang pakar seni! Atau dengan kata lain, Anda belum memiliki seorang teman sejati! Anda masih sendiri.

Anda mungkin memiliki banyak teman dekat, tapi gak satupun dari mereka yang benar-benar menjadi teman sejati. Kebanyakan teman-teman yang ada dalam hidup Anda hanya melihat bagian luar lukisan abstrak hidup Anda dan hanya berlalu begitu saja. Mereka mungkin melihat keanehan warna-warni lukisan Anda sama seperti mereka melihat segala kelemahan & kekurangan Anda dan berlalu dari hidup Anda, mungkin tanpa komentar, atau bahkan dengan sedikit ktritikan dan omelan. Tapi, seorang teman sejati adalah orang yang tetap tinggal berdiri memandangi lukisan abstrak Anda. Keanehan warna bagi orang lain adalah sebuah ketertarikan tersendiri baginya untuk menemukan estetika yang tersembunyi dari lukisan abstrak diri Anda. Sehingga ia akan betah berlama-lama dengan Anda, terlibat dalam kelemahan & kekurangan Anda untuk mengexplorasi potensi tersembunyi dalam diri Anda. Sebab teman sejati gakkan mudah menyerah dalam hidup Anda.

Beribu orang akan datang & pergi dalam hidup Anda. Namun hanya sebagian kecil orang saja yang sanggup membuat Anda tertawa lepas & menangis tersedu-sedu. Dan diantara yang sebagian kecil orang-orang ini, ada sobat sejati yang tak pernah meninggalkan hidup anda. Anda mungkin melupakannya saat Anda sedang senang & berpesta. Tapi seorang sobat sejati gakkan pernah melupakan Anda saat Anda susah. Walaupun biasanya sobat sejati adalah orang yang terakhir Anda ingat setelah banyak orang yang Anda dahulukan menolak untuk membantu Anda saat Anda susah. Dan meskipun ia telah ditempatkan dalam urutan terakhir, seorang sobat sejati gak pernah menutup pintunya terhadap Anda. Bahkan seorang sobat sejati akan membuka lebar tangannya untuk memeluk Anda sewaktu Anda terluka dan memberikan bahunya bagi setiap tetes air mata Anda.